CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Minggu, 27 Maret 2011

2. Manusia dan Keindahan

Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.

Apakah keindahan Itu ?
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk.
Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni

1. keindahan dalam arti luas
2. keindahan dalam arti estetis murni
3. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan

Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.

Nilai estetik.
Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.
Tentang nilai penggolongan yang penting adalah nilai instrinsik dan nilai ekstrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya ( instrumental/contributory) yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atu sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri.
Sebagai contoh :
Puisi. Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda ) puisi itu disebut nilai instrinsik. Tarian damarwulan Minakjonggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.

Apa sebab manusia menciptakan keindahan ?

1. Tata nilai yang telah usang
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan Manusia
4. Keagungan Tuhan

Renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.
Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.

Teori Metafisik
Teori seni yang bercorak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi

Teori Psikologis
Teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambang atau tanda dari perasaan manusia.

sumber: http://www.law-joker.co.cc/2011/03/manusia-dan-keindahan.html


Contoh Kasus:

RW KUMUH JAKARTA TIMUR 2010

Apakah anda tinggal di lingkungan yang padat? Bagaimanakah saluran air/drainase di lingkungan anda? Bagaimanakah pembuangan limbah di lingkungan anda? Apakah lingkungan anda tersebut sehat, nyaman, bersih, tertib, aman dan hijau?

Beberapa pertanyaan tersebut menjadi gambaran dibalik gemerlapnya Jakarta, dibalik gedung-gedung tinggi yang mencakar-cakar langit, dibalik mobil-mobil mewah yang lalu lalang dijalan. Jika kita melihat Jakarta lebih dalam, kita akan temukan keadaan yang sangat kontras.

Jakarta sebagai ibukota negara mempunyai infrastruktur yang lebih lengkap dibandingkan daerah lain. Pembangunan yang pesat baik dari segi fisik maupun non fisik menarik para pendatang untuk ke Jakarta. Pada umumnya para pendatang ini tidak memiliki modal ketrampilan dan bekal pendidikan yang cukup. Dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, mereka biasanya hanya mampu tinggal di lingkungan yang kumuh dan padat dengan kondisi bangunan yang tidak memadai. Selama bertahun-tahun, fenomena ini mengakibatkan munculnya pemukiman-pemukiman kumuh. Pemukiman kumuh ini biasanya berada di bantaran sungai, pinggir rel kereta api, ataupun di sekitar terminal/stasiun.

Mengatasi kondisi tersebut, Pemda DKI melakukan berbagai upaya untuk menata dan merehabilitasi lingkungan kumuh tersebut melalui dinas-dinas yang terkait seperti Dinas Tata Kota, Dinas Perumahan dan Gedung Pemda dan BPLHD. Keberhasilan program pembangunan yang dilaksanakan oleh dinas-dinas tersebut terutama yang berkaitan dengan penataan lingkungan kumuh dapat dievaluasi dari data perkembangan jumlah dan persebaran areal kumuh di DKI Jakarta. Penjenjangan wilayah penanggulangan lingkungan kumuh akan lebih memudahkan pelaksanaan serta pemantauannya bila dimulai dari lingkungan yang kecil seperti Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT).

Program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Pengurangan RW Kumuh ini menjadi salah satu dari lima IKU (Indikator Kinerja Utama) dari para walikota dan bupati di wilayah provinsi DKI Jakarta kepada para pimpinan UKPD. Pembangunan yang berbasis masyarakat menjadi salah satu alasan mengapa RW kumuh ini menjadi salah satu IKU. Pembangunan ini secara langsung melibatkan dan memberdayakan masyarakat. Hal ini sangat penting karena pembangunan di seluruh aspek dan sektor tidak akan berhasil tanpa peran serta masyarakat. IKU merupakan kontrak kinerja antara walikota/bupati dan para pimpinan UKPD yang pada waktu tertentu akan dicek, dimonitor dan dievaluasi, guna melihat kinerja dan prestasi para pimpinan UKPD tersebut. Dengan begitu dapat dilihat apakah mereka bekerja sesuai dengan target atau tidak.

Sasaran program penataan pemukiman kumuh oleh Pemprov DKI adalah untuk menurunkan luas pemukiman kumuh, menambah jumlah rumah susun untuk masyarakat golongan menengah ke bawah dan memperbaiki lingkungan pemukiman secara mandiri. Fungsi pengendalian pemerintah juga menjadi sangat penting karena ada masyarakat yang tinggal di lahan yang bukan miliknya. Munculnya pemukiman kumuh diawali dengan dibangunnya bedeng-bedeng sementara, namun karena dibiarkan dan tidak ada yang mengatur kepemilikan dan penataan bangunannya, lama kelamaan pemukiman itu menjadi kumuh. Rehabilitasi pemukiman kumuh tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga dibutuhkan peran aktif swasta dan masyarakat. Swasta dengan modalnya yang besar diharapkan dapat memperbaiki fasilitas infrastruktur di pemukiman kumuh dengan lebih mengedepankan aspek social daripada keuntungan ekonomi.

Kriteria RW kumuh

RW kumuh dibagi menjadi empat penilaian yaitu kumuh berat, kumuh sedang, kumuh ringan dan kumuh sangat ringan. Berdasarkan metodologi yang dilakukan oleh BPS, penilaian ini dilakukan dengan mengumpulkan beberapa jenis data yaitu :

1. Kepadatan penduduk

2. Tata letak bangunan

3. Keadaan konstruksi bangunan tempat tinggal

4. Ventilasi perumahan

5. Kepadatan bangunan

6. Keadaan jalan

7. Drainase/Saluran air

8. Pemakaian air bersih penduduk

9. Pembuangan limbah manusia

10. Pengolahan sampah

Penilaian dilakukan dengan cara menghitung indeks komposit berdasarkan variable-variabel yang dilakukan, sedangkan stratifikasi tingkat kekumuhan ditentukan berdasarkan metode standard deviasi atau simpangan rata-rata nilai (skor) terhadap standar deviasinya dari 10 variabel yang diteliti. Stratifikasi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

1. RW kumuh berat dengan skor kurang dari 20

2. RW kumuh sedang dengan skor 21-28

3. RW kumuh ringan dengan skor 29-30

4. RW kumuh sangat ringan dengan skor 31-35

RW kumuh di Jakarta Timur

Jakarta Timur secara administratif mempunyai wilayah terluas dibandingkan kota administrasi lainnya di Provinsi DKI Jakarta, yaitu seluas ±188 km2 dan dibagi menjadi 10 kecamatan, 65 kelurahan, mempunyai kepadatan penduduk yang cukup tinggi yaitu 10.445 jiwa per km2. Keadaan ini dapat menjadi potensi bertambahnya lingkungan-lingkungan yang liar, tidak teratur dan pastinya kumuh apabila hal ini tidak menjadi perhatian serius.

Berdasarkan data BPS tahun 2008, di Jakarta Timur saat ini masih terdapat 77 RW kumuh, terbagi dalam 2 RW kumuh berat, 52 kumuh sedang, 13 kumuh ringan dan 10 kumuh sangat ringan. 2 RW kumuh berat tersebut berada di kelurahan Klender (RW 02) dan kelurahan Cawang (RW 02).

Kondisi secara umum di pemukiman tersebut adalah prasarana, sarana, drainase dan penghijauannya yang belum optimal. Keadaan ini disebabkan beberapa factor seperti :

· kurangnya kesadaran masyarakat untuk menciptakan pemukiman yang sehat,

· kurangnya intervensi pemerintah daerah untuk mengendalikan pembangunan perumahan pada RW-RW tersebut,

· kurangnya pemeliharaan lingkungan, penghijauan dan fasilitas umum,

· rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat

· masih lemahnya sosialisasi

Peranan pemerintah sangat penting untuk mengurangi RW kumuh ini. Ada beberapa program dan target yang diambil pemerintah kota Jakarta Timur, antara lain :

· mengurangi jumlah RW kumuh dari 51 menjadi 41 RW,

· meningkatkan pemberdayaan masyarakat di RW kumuh sehingga diharapkan masyarakat sadar akan lingkungan yang bersih, sehat dan hijau,

· pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jaringan utilitas

Solusi yang diambil pemerintah untuk RW kumuh berat adalah dengan pembangunan rumah susun. Status penghunian rumah susun yang dibangun pemprov ini adalah sewa yang dikelola oleh UPT Pengelola Rumah Susun Dinas Perumahan Provinsi DKI Jakarta. Untuk RW kumuh sedang, ringan dan sangat ringan adalah dengan program MHT (Mohammad Husni Thamrin) I,II,III,IV. Dan kini namanya menjadi MHT Plus. Maksud “plus” disini adalah penataan lingkungan pemukiman tidak hanya penataan secara fisik tapi juga bagaimana penataan ini dapat meningkatkan kehidupan social ekonomi masyarakatnya. Pemerintah juga menjalin kerja sama dengan swasta. Kerjasama ini dikenal dengan nama CSR (Corporate Social Responsible). Swasta dengan modalnya yang besar diharapkan dapat memperbaiki fasilitas infrastruktur di pemukiman kumuh dengan lebih mengedepankan aspek sosial daripada keuntungan ekonomi.


sumber: http://perencanaanjaktim.com/index.php?option=com_content&view=article&id=221:rw-kumuh-jakarta-timur-2010&catid=45:jakarta-timur-2010&Itemid=29


Pemecahan Permasalahan:

Masih banyak banget lingkungan kumuh di daerah Jakarta.

  • Pemecahan
  1. Hukum

Pemerintah sudah menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan cara:

- Membuang sampah pada tempatnya

- Membersihkan lingkungan dengan bergotong royong secara berkala

  1. Agama

Kebersihan adalah sebagian dari iman

Karena Allah SWT tidak suka dengan yang kotor, contohnya:

Kita solat harus di tempat yang suci atau tempat yang bersih.

  1. Sosial

Lingkungan yang kotor dapat menyebabkan munculnya penyakit-penyakit. Oleh karena itu mayarakat harus menyadari pentingnya kebersihan.

Kesimpulan

Pemerintah seharusnya lebih menyeluruh dalam menangani linkungan kumuh di daerah Jakarta dan masyarakat setempat harus menyadari tentang pentingnya lingkungan yang bersih. (Pramudya Sigit Prasetyo)


0 komentar: