Jumat, 24 September 2010
Memanfaatkan Teknologi demi Pemberantasan Kemiskinan
Wakil presiden Boediono mengikuti Excutive Round Table Discussion di Clinton Global Initiative
New York. Menjelang berlangsungnya pertemuan para pemimpin negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Amerika Serikat (AS), Wakil Presiden Boediono menghadiri sebuah diskusi menarik bersama Mantan Presiden AS Bill Clinton, Kamis 23 Septermber 2010, waktu New York. Forum itu bernama Clinton Global Initiative (CGI) Executive Round Table Discussion. Seperti kita ketahui, CGI adalah upaya Mantan Presiden AS Bill Clinton untuk menggalang bantuan bagi pembangunan di negara-negara miskin. Tema diskusi kali ini adalah Enhancing Access to Modern Technology.
Executive round table disscussion ini, selain Bill Clinton dan Wapres Boediono , juga dihadiri oleh 14 pemimpin terkemuka. Mereka adalah Peter Bakker; CEO TNT; Ajay Banga Presiden dan CEO MasterCard Worldwide; John T. Chambers Chairman and CEO Cisco; General Wesley Clark CEO Wesley Clark and Associate,(yang juga bertindak sebagai moderator; William A. Hawkins Chairman and CEO Medtronic Inc; John Holdren Director White House Office of Science and Technology Policy; Viviek Kundra Federal Chief Indformation Officer, White House Office of Science and Technology Policy; Antonio Mexia, CEO EDP-Energias de Portugal SA; Maria Otero Under Secretary of State for Democracy and Global Affairs US Department of State; Pierre Omidyar, Founder and Chairman of the Board eBay Inc; Stephen A. Roell Chairman President and CEO Johnson Control Inc; Jim Rogers Chairman President and CEO Duke energy; Ratan N Tata Chairman Tata Sons; serta J Bradley Wilson Presiden and CEO Blue Cross and Blue Shield of North Carolina.
Wapres Boediono menyampaikan beberapa butir pemikiran mengenai pemanfaatan teknologi untuk mempercepat pemberantasan kemiskinan dan pemberantasan korupsi di Indonesia. Kemiskinan adalah problem global yang memang memerlukan upaya bersama. Secara total masih ada 1,37 miliar penduduk dunia yang tergolong miskin, 30 juta di antaranya berada di Indonesia. Sebagai perbandingan,njumlah penduduk miskin di India 465 juta, China 208 juta, dan di seluruh Asia tercatat 957 juta. Ini adalah data menurut laporan ESCAP.
Di Indonesia juga banyak penduduk yang masih rawan untuk jatuh kembali ke bawah garis kemiskinan. Pemerintah sendiri sudah berkomitmen mengurangi persentase penduduk miskin di Indonesia hingga menjadi 8%-10% dari jumlah penduduk pada 2014 dari angka saat ini sekitar 13,3% pada 2010. Salah satu langkah konkritnya, Pemerintah sudah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang langsung diketuai Wapres untuk memastikan pencapaian target ini.
“Persoalannya, penanggulangan kemiskinan di Indonesia adalah masalah yang kompleks dan multidimensional. Komposisi penduduk Indonesia yang sangat beragam status sosial dan ekonominya serta kondisi geografis yang sangat tersebar merupakan tantangan yang cukup berat,” kata Wapres Boediono.
Tantangan yang berat ini memerlukan langkah-langkah yang lebih fokus. Menimbang hal itu, Wapres menegaskan bahwa pemerintah akan memfokuskan upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia pada perbaikan kualitas sumberdaya manusia. “Caranya melalui perbaikan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan,” kata Wapres.
Sekadar mengingatkan, konstitusi kita sudah memandatkan jatah wajib 20% dari anggaran untuk pendidikan. Pemerintah juga sudah menyediakan layanan dasar kesehatan untuk orang miskin secara cuma-cuma melalui Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Saat ini Pemerintah juga menyiapkan perubahan layanan sistem jaminan kesehatan berbasis asuransi yang akan mencakup seluruh penduduk sesuai dengan amanat UU Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Perbaikan produktivitas pertanian juga kunci penting untuk mengatasi kemiskinan karena sebagian besar penduduk miskin tinggal di pedesaan dan mencari nafkah di sektor pertanian. Di sinilah Pemanfaatan teknologi informasi bisa memainkan peran penting untuk perbaikan itu.
Contoh lain pemanfaat teknologi informasi untuk perbaikan penyelenggaraan pemerintahan (governance) adalah sistem pelaporan di Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Situs Satgas sudah memungkinkan masyarakat umum secara langsung melaporkan berbagai penyelewengan aparat penegak hukum. Hingga 23 September 2010 sudah ada 3.112 laporan yang masuk, sebagian besar adalah laporan yang valid dan sudah diverifikasi. Sudah ada sekitar 1.200-an pengaduan itu yang diproses.
Wapres menegaskan, masih ada potensi yang jauh lebih luas untuk mengaplikasikan teknologi informasi, terutama juga di bidang pendidikan. Pemerintah memang sudah meningkatkan akses internet untuk sekolah-sekolah di semua tingkatan. Namun pemanfaatan teknologi ini harus lebih optimal lagi, terutama penyiapan materi atau konten yang benar-benar mendukung perbaikan kualitas dan akses pendidikan.
Sumber: http://www.wapresri.go.id/index/preview/berita/669/2010-09
Pemecahan Permasalahan:
Permasalahan diatas merupakan masalah klasik yang tak terselesaikan, butir pemikiran mengenai pemanfaatan teknologi untuk mempercepat pemberantasan kemiskinan dan pemberantasan korupsi di Indonesia telah dikumandangkan berkali – kali. Pesatnya berkembangan teknologi seharusnya menjadi jalan keluar untuk mengani masalah kemiskinan diIndonesia.banyak factor yang menjadi kendala untuk menjalankan program pemerintah dalam menaggulangi masalah kemiskinan dengan peran teknologi,diantaranya masalah yang kompleks dan multidimensional, Komposisi penduduk Indonesia yang sangat beragam status sosial dan ekonominya serta kondisi geografis yang sangat tersebar,merupakan factor yang paling sering disebut – sebut.sesungguhnya sudah saatnyalah kecanggihan iptek digunakan untuk mengaplikasikan teknologi informasi,dalam berbagai aspek secara berthapa,aspek pendidikan,pertanian. Dan yang utama meningkatkan sumber daya manusianya dulu baru kemudian lebih focus ke perbaikan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.kita semua berharap Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang dibentuk akan membawa hasil yang memuaskan pada tiap-tiap periode.
0 komentar:
Posting Komentar