CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 14 April 2011

NILAI-NILAI ILMU BUDAYA DASAR DAN KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

I. Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. ”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

II. Pengertian Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknik untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.

III. Pengertian Nilai-Nilai Ilmu Budaya Dasar

Sebuah nilai adalah sebuah konsepsi , eksplisit atau implisit yang menjadi milik khusus seorang atau ciri khusus suatu kesatuan sosial (masyarakat) menyangkut sesuatu yang diingini bersama (karena berharga) yang mempengaruhi pemilihan sebagai cara, alat dan tujuan sebuah tindakan.

Nilai nilai dasar yang universal adalah masalah hidup yang menentukan orientasi nilai budaya suatu masyarakat, yang terdiri dari hakekat hidup, hakekat kerja, hakekat kehidupan manusia dalam ruang waktu, hakekat hubungan manusia dengan alam, dan hakekat hubungan manusia dengan manusia.

Nilai-nilai itu sendiri terdiri dari :

· Pandangan Terhadap Hidup

· Pandangan Terhadap Kerja

· Pandangan Terhadap Waktu

· Hakekat Pandangan Terhadap Alam

· Pandangan Terhadap Sesama

IV. Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )

Manusia dilahirkan di dunia tak hanya sebagai makhluk Tuhan dan makhluk individu saja, tetapi sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia harus dapat berinteraksi dengan orang sekitarnya dan lingkungannya. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bukan lagi menjadi barang mahal yang tak tersentuh oleh masyarakat. TIK sekarang ini dapat dimanfaatkan serta dikembangkan oleh manusia sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Teknologi dijadikan media yang mempermudah manusia dalam segala hal. Interaksi sosial pun tak jauh dari teknologi. Segala aspek yang berhubungan dengannya dapat diakses melalui TIK. Banyak hal positif yang dihasilkan dari teknologi dalam kehidupan sosial dan budaya. Tetapi, banyak juga hal negatif yang ditimbulkan dari pemnfaatan TIK yang kurang bertanggung jawab.

Tujuannya sebagai berikut :

· Menggambarkan hubungan antara TIK dan sosisal budaya.

· Mengidentifikasi dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh TIK dalam aktivitas sosial dan budaya.

· Memecahkan permasalahan yang timbul akibat TIK dalam kehidupan sosial dan budaya.

· Mencari dan menggambarkan beberapa solusi atas permasalahan yang ada.

Kehidupan manusia di era ini memang tidak dapat dilepaskan dari teknologi. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia erat kaitannya dengan teknologi. Mulai dari bangun tidur, beraktivitas hingga tidur lagi. Semuanya berhubungan dengan teknologi. Teknologi dimanfaatkan manusia untuk memudahkan manusia dalama memenuhi kebutuhan hidupnya di berbagai hal. Dengan teknologi segalanya menjadi lebih mudah dan produktif. Tak hanya itu, dengan teknologi manusia dapat mengefektifkan serta mengefisienkan waktu, tenaga serta biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Inti dari teknologi adalah media. Semua media yang dapat memudahkan manusia dalam mengerjakan dan memenuhi kebutuhan hidupnya dikatakan teknologi. Beberapa contoh media teknologi informasi dan komunikasi diantaranya adalah ponsel, televisi, radio dan komputer. Maka tak heran jika perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pun melaju secara cepat. TIK memegang peranan yang besar terhadap aktivitas kehidupan manusia. Salah satu aktivitas tersebut adalah dalam bidang sosial dan budaya. TIK memberikan dampak yang tak sedikit, baik dampak positif maupun negatif.

Dampak positif diantaranya adalah:

· Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat. Sumber informasi tidak hanya berasal dari satu orang saja.

· Hubungan sosial antar masyarakat dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja. Contohnya Tini berada di kota Bandung dan Joko berada di kota Makassar. Mereka berkomunikasi melalui ponsel dan mereka saling mengabarkan kondisi satu sama lain dan saling bertukar cerita. Itulah sedikit gambaran pemafaatan TIK dalam hubungan interaksi sosial walaupun dengan jarak yang jauh.

· Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, publikasi kebijakan serta peraturan pemerintah memerlukan media TIK, misalnya televisi, radio dan internet. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah maupun baru keluar.

· Tumbuhnya sikap percaya diri dan motivasi tinggi. Masyarakat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan adanya TIK. Hal ini dibuktikan dari fakta-fakta yang ada di dunia maya, misalnya jejaring sosial.

Dampak negatif tersebut diantaranya adalah:

· Timbulnya jenis kejahatan baru, salah satunya internet antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon.

· Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya. Perilaku menyimpang disebabkan oleh merosotnya moral yang ada di masyarakat.

· Menurunnya tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar.

· Kurangnya ruang privasi.

· Masuknya budaya asing yang kurang baik

· Meningkatnya angka pengangguran.

sumber: http://www.ziddu.com/download/14596696/NILAI.doc.html

Selengkapnya...

Selasa, 05 April 2011

Tari Gandrung (Then and Now!)


Tari Gandrung Banyuwangi, Membuat Laki-laki Kesemsem

Gandrung Banyuwangi berasal dari kata Gandrung, yang berarti tergila-gila atau cinta habis-habisan. Tarian ini masih satu genre dengan tarian seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di Cilacap dan Banyumas dan Joged Bumbung di Bali, yakni melibatkan seorang wanita penari professional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik atau gamelan


Tarian ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan Gandrung, dan anda akan menjumpai patung penari Gandrung di berbagai sudut wilayah Banyuwangi, dan tak ayal lagi Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung.
Tari Gandrung ini sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya.

Asal-Usul Tari Gandrung
Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan dan menurut laporan Scholte (1927) instrumen utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah kendang. Namun demikian, gandrung laki-laki ini lambat laun lenyap dari Banyuwangi sekitar tahun 1890-an, yang dimungkinkan karena ajaran Islam melarang segala bentuk travesty atau berdandan seperti perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914, setelah kematian penari terakhirnya, yakni Marsan.


Sedangkan Gandrung wanita pertama yang dikenal dalam sejarah adalah gandrung Semi, seorang anak kecil yang waktu itu masih berusia sepuluh tahun pada tahun 1895. Menurut cerita yang dipercaya, waktu itu Semi menderita penyakit yang cukup parah. Segala cara sudah dilakukan hingga ke dukun, namun Semi tak juga kunjung sembuh. Sehingga ibu Semi (Mak Midhah) bernazar seperti “Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing” (Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi). Ternyata, akhirnya Semi sembuh dan dijadikan Seblang sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya Gandrung oleh wanita.


Tradisi Gandrung yang dilakukan Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya. Kesenian ini kemudian terus berkembang di seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat.


Pada mulanya Gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung, yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian disamping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak oleh era globalisasi.


Namun menurut sumber yang berbeda, tari gandrung konon lahir pada zaman Kerajaan Airlangga di Jawa Timur. Dalam suasana bersukaria, para prajurit keraton ada yang menabuh gamelan, ada yang menari. Mereka menari secara bergantian setelah penari sebelumnya menyentuh penonton yang berdiri di tepi arena.


Perkembangan berikutnya, penari utamanya adalah perempuan (gandrung) yang pada awal penampilannya menyatakan tiang lanang (saya lelaki) kemudian menari sambil bernyanyi (basandaran atau bedede).


Tari ini terdiri atas tiga babak, yaitu babak bapangan-penari memperkenalkan diri kepada penonton-babak gandrangan di mana penari dengan kipas di tangan mengitari arena. Saat tertentu penari menyentuhkan kipasnya (tepekan) pada salah seorang penonton, yang serta-merta maju ke tengah arena untuk menari (pengibing).

Kemudian babak parianom, di mana penari menari sambil bernyanyi dan melayani sang pengibing. Tiap pengibing diberi waktu menari sekitar 10 menit dan menyerahkan uang ala kadarnya sebelum meninggalkan arena.

Pementasannya dilakukan malam hari, umumnya sebagai hiburan maupun meramaikan pesta khitanan, pernikahan, dan dalam perkembangannya untuk memperingati hari besar nasional. Instrumennya berupa pemugah, saron, galung, jegogan, rincik, petuk, terompong, gender, redep (rebab), dan suling.

Selama melayani pengibing, penari gandrung dilengkapi gelungan atau hiasan kepala yang bagiannya disebut gempolan, yang bagian ujungnya runcing. Ini adalah ’senjata’ penari untuk menghindari pengibing ’nakal’ yang berusaha menyentuh bagian sensitif atau mencoba mencium penari. Dengan menggerakkan kepalanya, penari memfungsikan gempolan tadi sehingga pengibing bisa tergores luka jika tidak segera menghindar.

Bagian-Bagian Gandrung
Pertunjukan Gandrung yang asli terbagi atas tiga bagian, yakni Jejer, Maju atau Ngibing dan Seblang Subuh . Jejer merupakan pembuka seluruh pertunjukan Gandrung, dimana pada bagian ini, penari menyanyikan beberapa lagu dan menari secara solo, tanpa tamu. Para tamu yang umumnya laki-laki hanya menyaksikan.
Kemudian setelah acara jejer selesai, maka sang penari mulai memberikan selendang-selendang untuk diberikan kepada tamu. Tamu-tamu pentinglah yang terlebih dahulu mendapat kesempatan menari bersama-sama. Biasanya para tamu terdiri dari empat orang, membentuk bujur sangkar dengan penari berada di tengah-tengah. Si Gandrung akan mendatangi para tamu yang menari dengannya satu persatu dengan gerakan-gerakan yang menggoda, dan itulah esensi dari tari Gandrung, yakni tergila-gila atau hawa nafsu.



Setelah selesai, si penari akan mendatang rombongan penonton, dan meminta salah satu penonton untuk memilihkan lagu yang akan dibawakan. Acara ini diselang-seling antara maju dan repen (nyanyian yang tidak ditarikan), dan berlangsung sepanjang malam hingga menjelang subuh. Kadang-kadang pertunjukan ini menghadapi kekacauan, yang disebabkan oleh para penonton yang menunggu giliran atau mabuk, sehingga perkelahian tak terelakkan lagi.
Seblang Subuh, Bagian ini merupakan penutup dari seluruh rangkaian pertunjukan Gandrung Banyuwangi. Setelah selesai melakukan maju dan beristirahat sejenak, dimulailah bagian Seblang Subuh. Dimulai dengan gerakan penari yang perlahan dan penuh penghayatan, kadang sambil membawa kipas yang dikibas-kibaskan menurut irama atau tanpa membawa kipas sama sekali. Sambil menyanyikan lagu-lagu bertema sedih seperti misalnya Seblang lokento. Justru suasana mistis terasa pada saat bagian Seblang Subuh ini, karena masih terhubung erat dengan ritual Seblang. Pada masa sekarang ini, bagian Seblang Subuh kerap dihilangkan, namun sebenarnya bagian ini yang menjadi pelengkap satu pertunjukan tari Gandrung.

sumber: http://denmasdeni.blogspot.com/2008/12/tari-gandrung-banyuwangi-membuat-laki.html

source image:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-uN0TAqvtIyG5ueX59kdNsLrkZx-QoMg3ZuPjD8HQuwHPNkUnTvaQn7JbFLNDBBIG4cgQkNu539v2I9qGD7KtouEPOAZ2o1h21dYtqiaAlstmCuYgSS1mlYNuo8lDpEyvSQF1uuf2TBvx/s1600-h/GaNDRUNG.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwe3JIuV2WLb4_y2C98rUYKJi1WtpWxf-KmVPsyuSc-eqj9p_CycT3wllTC7_WuxPKsXOYo_Ar0PX0o97P56CrMQ-wLiFEoc7a5fvueNdxpmZVcQAuFsAIR1xPowSVVByRbtl5BlVYYPfu/s1600-h/gandrung3.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoIdZudNfALoxGPhHR9T5sj-7y6zOFA_mQ1yVCr6hAHS9d7WJYhyQsJFop6k-NsoQKwmNedtibBK9IM2rPlX7c5FrYnt3PWld7yl3lMCnQWN5F-3cjY26gXMzPxvgxvPtdQRsMFZF0km1R/s1600-h/GANDRUNG1.jpg



TATA BUSANA TARI GANDRUNG

Tata busana penari Gandrung Banyuwangi khas, dan berbeda dengan tarian bagian Jawa lain. Ada pengaruh Bali (Kerajaaan Blambangan) yang tampak.

1. Bagian Kepala

Kepala dipasangi hiasan serupa mahkota yang disebut omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena, putra Bima] yang berkepala manusia raksasa namun berbadan ular serta menutupi seluruh rambut penari gandrung. Pada masa lampau ornamen Antasena ini tidak melekat pada mahkota melainkan setengah terlepas seperti sayap burung. Sejak setelah tahun 1960-an, ornamen ekor Antasena ini kemudian dilekatkan pada omprok hingga menjadi yang sekarang ini.
Selanjutnya pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna perak yang berfungsi membuat wajah sang penari seolah bulat telur, serta ada tambahan ornamen bunga yang disebut cundhuk mentul di atasnya. Sering kali, bagian omprok ini dipasang hio yang pada gilirannya memberi kesan magis.

2. Bagian Tubuh

Busana untuk tubuh terdiri dari baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka. Di bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.

3. Bagian Bawah

Penari gandrung menggunakan kain batik dengan corak bermacam-macam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak gajah oling, corak tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi. Sebelum tahun 1930-an, penari gandrung tidak memakai kaus kaki, namun semenjak dekade tersebut penari gandrung selalu memakai kaus kaki putih dalam setiap pertunjukannya.

4. Lain-lain

Pada masa lampau, penari gandrung biasanya membawa dua buah kipas untuk pertunjukannya. Namun kini penari gandrung hanya membawa satu buah kipas dan hanya untuk bagian-bagian tertentu dalam pertunjukannya, khususnya dalam bagian seblang subuh.

TAHAPAN TARI GANDRUNG

Dalam tari gandrung terdapat beberapa tahapan yaitu :

a) Jejer

Bagian ini merupakan pembuka seluruh pertunjukan gandrung. Pada bagian ini, penari menyanyikan beberapa lagu dan menari secara solo, tanpa tamu. Para tamu yang umumnya laki-laki hanya menyaksikan.

b) Maju

Setelah jejer selesai, maka sang penari mulai memberikan selendang-selendang untuk diberikan kepada tamu. Tamu-tamu pentinglah yang terlebih dahulu mendapat kesempatan menari bersama-sama. Biasanya para tamu terdiri dari empat orang, membentuk bujur sangkar dengan penari berada di tengah-tengah. Sang gandrung akan mendatangi para tamu yang menari dengannya satu persatu dengan gerakan-gerakan yang menggoda, dan itulah esensi dari tari gandrung, yakni tergila-gila atau hawa nafsu.Setelah selesai, si penari akan mendatang rombongan penonton, dan meminta salah satu penonton untuk memilihkan lagu yang akan dibawakan. Acara ini diselang-seling antara maju dan repèn (nyanyian yang tidak ditarikan), dan berlangsung sepanjang malam hingga menjelang subuh. Kadang-kadang pertunjukan ini menghadapi kekacauan, yang disebabkan oleh para penonton yang menunggu giliran atau mabuk, sehingga perkelahian tak terelakkan lagi.

c) Seblang subuh

Bagian ini merupakan penutup dari seluruh rangkaian pertunjukan gandrung Banyuwangi. Setelah selesai melakukan maju dan beristirahat sejenak, dimulailah bagian seblang subuh. Dimulai dengan gerakan penari yang perlahan dan penuh penghayatan, kadang sambil membawa kipas yang dikibas-kibaskan menurut irama atau tanpa membawa kipas sama sekali sambil menyanyikan lagu-lagu bertema sedih seperti misalnya seblang lokento. Suasana mistis terasa pada saat bagian seblang subuh ini, karena masih terhubung erat dengan ritual seblang, suatu ritual penyembuhan atau penyucian dan masih dilakukan (meski sulit dijumpai) oleh penari-penari wanita usia lanjut. Pada masa sekarang ini, bagian seblang subuh kerap dihilangkan meskipun sebenarnya bagian ini menjadi penutup satu pertunjukan pentas gandrung.

Namun pada saat ini tarian gandrung telah jarang dimainkan, saat ini banyak didirikan organisasi untuk belajar tari yang lebih modern dan terarah. mungkin ini faktor dari lingkungan lingkungan yang mempengaruhi seseorang untuk lebih tertarik terhadap budaya asing yang di anggap lebih modern bukan budaya negeri sendiri yang sudah di lestarikan sudah sejak dahulu, Oleh sebab itu juga tarian tersebut jarang ada yang mengenalnya.

Maka dari itu mari kita semua melestarikan Budaya Indonesia ini. Jangan sampai ketika budaya kita d klaim oleh negara lain barulah kita sadar bahwa itu adalah kebudayaan Indonesia .

untuk melestarikannya Kita dapat belajar melalui dua jalur, yaitu jalur tradisional dan jalur akademis. Misalnya di jalur tradisional kita dapat mendirikan sanggar – sanggar agar dapat mengajarkan tentang tarian – tarian Indonesia kepada anak-anak sebagai penerus bangsa. di dalam jalur akademis , perlu ada penyuluhan ke sekolah-sekolah yang ada , terutama yang masih jenjang kecil (SD) karena jika kita pupuk saat dini Tarian ini tak akan lekang di makan waktu .

source: http://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/tari-gandrung/

Selengkapnya...

8. Manusia dan Harapan

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mari dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa peasn-pesan kebapa ahli warisnya. harapan tersebut tergantung pada tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan, misalnya Rafiq mengharapan nilai a ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi.

B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap Lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Doronngan Kodrat Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Kodrat juga terdapat pada binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawa dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan Kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan. Dorongan kebutuhan hidup Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam keebutuhan hidup. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Dengan adanya dorongan kodrat atau dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Kelangsungan hidup (survival) untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang pangan dan papan. setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah mengharapkan diberi makan/minum. Sandang, semula hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya dari cuaca. Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Keamanan seriap orang membutuhkan keamanan. Bila seorang telah menginjak dewasa, sehingga sudah saatnya Hak dan Kewajiban mencuntai dan dicintai Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Status Setiap manusia membutuhkan status.

C. KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan atau tidak langsung kepada manusia. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Kebenaran Kebenaran iatau benar amat penting bagi manusia. Dakam tingkah laku, ucaoan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan "jalan utama delapan ruang". Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahaanm dan ketidakpastian. Ajaran kebenaran itu juuga kita temui dalam agama-agama lain. jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia.

D. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan dibedakan atas: 1. kepercayaan pada diri sendiri 2. kepercayaan kepada orang lain 3. kepercayaan kepada pemerintah 4. Kepercayaan kepada Tuhan.

sumber: http://journal.tariflama.web.id/2010/05/manusia-dan-harapan.html


Contoh Kasus:

ERUPSI MERAPI

Pengungsi Butuh Harapan

Kamis, 11 November 2010 | 10:14 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Para pengungsi korban letusan Gunung Merapi yang kini hidup jauh dari rumah mereka membutuhkan harapan agar bisa menghadapi keadaannya saat ini. Semua pihak seharusnya bisa membangkitkan harapan mereka dengan memberikan dorongan serta hiburan.

Hal tersebut disampaikan Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada PM Laksono, Kamis (10/11). ”Dalam fase tanggap darurat, jangan sampai pengungsi kehilangan harapan. Ciptakan harapan bagi anak-anak, perempuan, juga kelompok lanjut usia, jangan dibikin putus asa,” ujarnya.

Ia mengatakan, hidup di pengungsian tidak mudah dijalani. Di dalam rumah, seburuk apa pun kondisinya, ada totalitas hidup. Di rumahnya, seorang manusia menjadi manusia yang utuh. Dia bisa bekerja. Dia punya ruang untuk dirinya sendiri, keluarga, hewan peliharaan, juga para tetangga. Bahkan, seorang nenek dan kakek yang sudah lanjut usia pun bisa tetap beraktivitas di rumahnya.

Ketika berada di pengungsian, totalitas itu tidak bisa didapat. Mereka tiba-tiba berada di ruang yang asing bersama orang-orang asing. Mereka juga tidak bisa bekerja dan beraktivitas. Dalam situasi semacam ini, seorang manusia yang secara fisik sehat akhirnya bisa menjadi sakit. ”Walau di pengungsian makan daging ayam, mereka akan lebih bahagia makan seadanya di rumahnya sendiri,” ujar Laksono.

Bagi manusia, hidup bukan sekadar persoalan makan dan minum. Oleh karena itu, selain menjamin terpenuhinya kebutuhan makan dan minum, pengungsi harus didorong untuk memiliki harapan akan masa depan mereka pascapengungsian.

Menurutnya, semua pihak bisa berperan dalam menciptakan harapan. Media, misalnya, sesungguhnya punya tanggung jawab untuk membangkitkan harapan pengungsi. Dalam suatu bencana, media mestinya bisa memberikan informasi yang menenangkan warga. Media seharusnya tidak semakin menambah kecemasan warga dengan informasi yang diberikan.

Media juga bisa mendedikasikan dirinya untuk menyajikan informasi sederhana yang berguna bagi pengungsi. ”Misalnya, informasi tentang jalur evakuasi, atau informasi tentang nomor telepon dan alamat penting,” tuturnya. (ARA)

sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2010/11/11/10145424/Pengungsi.Butuh.Harapan


Pemecahan Permasalahan:

Bencana merapi kali ini merupakan bencana terbesar dan terpanjang sedikitnya selama 100 tahun terakhir. Walaupun status Merapi sudah berstatus aman, namun bahaya sekundernya berupa banjir lahar dingin masih mengancam hingga saat ini.Dua bulan terakhir kita sering membaca atau menonton pemberitaan mengenai dashyatnya banjir lahar dingin yang telah menenggelamkan desa-desa sepanjang aliran sungai yang berhulu ke Merapi, terparah adalah sepanjang aliran Kali Putih. Tidak ada harapan hidup lagi dimata mereka, butuh pendekatan secara bertahap untuk mengembalikan harapan mereka lagi.. Anak-anak harus merasa senang dan terhibur, memiliki semangat, dan memiliki ruang-ruang untuk mengekspresikan dirinya, demikianlah yang menjadi arah dari kegiatan-kegiatan yang dilangsungkan. Para relawan harus aktif ke berbagai kelompok anak di berbagai pos pengungsian. Mengajak anak-anak bermain, bernyanyi, bermusik, menggambar, membuat berbagai ketrampilan, dan kegiatan-kegiatan lain yang bervariasi. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan bersama anak-anak menggunakan media ekspresi artistik. Setelah terbiasa dengan beragam kegiatan tersebut, maka kelanjutannya mulai dilakukan kegiatan-kegiatan bertema untuk menggali pengalaman-pengalaman dan pandangan mereka terhadap berbagai situasi yang dihadapi. Pada proses ini, lahirlah ribuan karya dalam bentuk gambar dan tulisan , ratusan komik dan lagu-lagu. Keseluruhannya mengisahkan tentang pengalaman hidup mereka sehari-hari sebelum letusan merapi, saat letusan terjadi, saat hidup di pengungsian, saat berpindah-pindah tempat pengungsian, dan saat kembali ke desa asal. Mereka juga mengungkapkan kehidupan di dalam keluarga dan di sekolah. Pada karya-karya itu juga terlahir berbagai harapan terhadap kehidupan masa depan.

(Pramudya Sigit Prasetyo)



Selengkapnya...

7. Manusia dan Kegelisahan

A. PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berati tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dan kecemasan. Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan(obyektuf), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.

B. SEBAB-SEBAB ORANG GEISAH
Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya.

C. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang.

D. KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat. Perilaku yang tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau mnyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Keterasingan dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun oleh intitusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Keterasingan yang dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat misalnya, tidak simpati, tidak mau berurusan, tidak mau mendekati, tidak mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi di pelaku. Orang yang bersikap angkuh, sombong, besar kepala, tidak menghormati orang lain selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci masyarakat. dalam karya sastra Abdul Muis yan berjudul "Salah Asuhan", Hanafi yang berpendidikan barat adalah tipe orang yang sombong, angkuh, tak menghormati orang lain. kekurangan yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Kesalahan yang dibuat seseorang juga dapat membuat orang itu dalam keterasingan, dan karena itu ia merasa gelisah.

E. KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang berati sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berati merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Bila kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak sama Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak sama, namun ada hubunganya. Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan orang yang bersikap sombong.

F. KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah, lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir hidupnya.

G. SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah.

1. Obsesi obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang teruss menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita.

2. Phobia Ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.

3. Kompulasi Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.

4. Histeria Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.

5. Delusi Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu.

6. Halusinasi Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.

7. Keadaan Emosi Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya.

H. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, bar berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak.

sumber: http://journal.tariflama.web.id/2010/05/manusia-dan-kegelisahan.html



Contoh Kasus:


Senin, 04 Oktober 2010 19:20 WIB

Terorisme Dampak Kegelisahan Struktural

Jakarta - Aksi terorisme yang muncul di berbagai belahan dunia, membuat berbagai kalangan bersuara. Salah satunya, Mantan Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono. Ia menjelaskan, aksi teror merupakan buah dari kegelisahan struktural yang dihadapi masyarakat.Lantas, bagaimana hal itu bisa terjadi? Dalam diskusi internasional “Future of Terrorism Studies in South East Asia”, ia menyebutkan tiga faktor yang melatarbelakangi aksi teror. Pertama adalah kemiskinan, korupsi dan ketimpangan kondisi sosial. "Ketiga faktor itu saling berkaitan," ungkapnya seraya menegaskan bahwa ketiganya bisa menciptakan kegelisahan sosial.

Kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan sejumlah pihak untuk memasukkan doktrin dan pandangannya tentang kebenaran secara sepihak.

Sementara itu menurut Guru Besar Keamanan Internasional dari School of Politics and International Relation University of Notthingham, Professor Wyn Rees, ada gerakan yang dinamakan "Franchising of ideology".

Gerakan itulah yang kemudian menyebabkan faham dan ideologi yang mengarah pada terorisme menyebar.

"Intinya adalah keadilan, banyak latar belakang masalah yang berasal dari domestik (dalam negeri) sendiri yang bisa menimbulkan gerakan terorisme," beber Wyn Rees.

Rees menegaskan bahwa upaya memberantas tindakan teror harus dibarengi dengan pendsistribusian keadilan, jika tidak, menurutnya jangan berharap teror akan lenyap. (suk/ian)

sumber: http://www.wartanews.com/read/Nasional/491a8672-9f26-4e77-904f-40a929ba1a84/Terorisme-Dampak-Kegelisahan-Struktural



Pemecahan Permasalahan:

Maraknya ancaman bom yang kini beredar di masyarakat mengundang segudang pertanyaan publik, mengapa intelijen kita demikian lemah sehingga celah-celah itu dimanfaatkan teroris, untuk menebar ketakutan, mengadu domba, dan melakukan pelecehan terhadap pemerintahan dan aparatnya. Peran intelejen merupakan solusi tepat untuk mengatasi hal ini. Karena lembaga intelijen sudah merupakan institusi pelaksana kebijakan yeng berkedudukan di bawah departemen selaku institusi pembuat kebijakan. Berkaca pada berbagai hal diatas, maka layak jika ada yang curiga, jangan-jangan alasan perlunya kewenangan lebih bagi intelijen dalam rangka perang melawan terorisme hanyalah ’pintu masuk’ bagi lahirnya aturan untuk melawan potensi kebangkitan gerakan rakyat menentang pemerintahan yang korup, pemerintahan yang menyalahgunakan kekuasaan, pemerintahan yang tak sesuai amanat konstitusi.


Selengkapnya...