CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Minggu, 09 Mei 2010


Kontroversi Sang Legendaris [2]

Beatles Pelopor Anti-Kristus


INILAH.COM, London - Akhirnya pihak Vatikan memberikan pengampunan terhadap The Beatles. Setelah puluhan tahun lalu The Beatles mendeklarasikan diri mereka 'lebih besar dari Yesus'.

Komentar John Lennon pada sebuah surat kabar di London pada 1966 itu telah membuat marah umat Kristiani, khususnya di AS yang sebagian kemudian membakar album The Beatles dalam tumpukan sangat besar.

Namun anehnya Ringo Starr menolak pengampunan itu. Pemberian maaf itu rupanya tidak membuat Ringo terkesan. Ia justru menganggap Vatikan memiliki masalah lain yang harus lebih dipikirkan.

"Bukankah Vatikan menyebut kami adalah satanic (setan) atau kemungkinan satanis? Dan mereka masih mau memaafkan kami?" ujar Ringo seperti yang dikutip dari CNN.com, pekan ini.

"Saya pikir Vatikan lebih banyak omong ketimbang The Beatles," tambah Ringo, seperti yang dilansir dari Contact Music.

The Beatles tidak sepolos yang terlihat. Mereka adalah pecandu obat penenang. Terbukti pada pertunjukan pertama mereka, John Lennon terlihat naik ke panggung dengan mulut berbusa karena terlalu banyak makan pil dan menggumam kata-kata tidak jelas.

Dalam konsernya pada 1969, The Beatles pernah membagikan obat halusinogenik yang dapat menghancurkan pikiran seperti PC, STP, dan LSD pada penonton secara gratis.

"Kita harus selalu ingat dan berterima kasih kepada CIA dan tentara untuk LSD (lysergic acid diethylamide). Itulah yang dilupakan orang," demikian interviu John Lennon & Yoko Ono yang tertulis dalam The Playboy oleh David Sheff & G. Barry Golson.

Rentang waktu 1963-1964, The Beatles dan The Rolling Stones mengadakan tur di Eropa Barat dan AS dalam rangka menyerang kultur di kedua wilayah itu. Invasi kultur dari Inggris sudah direncanakan dengan matang dan dalam waktu tepat. Sebab warga AS baru saja mengalami goncangan atas pembunuhan Presiden John F. Kennedy.

Sementara di jalanan Washington D.C. massa yang jumlahnya 500.000-an orang baru saja mengadakan pawai menuntut kebebasan sipil yang dipimpin Martin Luther King. Musik rock digunakan sebagai alat counterculture.

The Beatles pertama kali tampil pada akhir 1950-an di klub musik jazz di Inggris serta Jerman Barat. Klub-klub seperti ini letaknya selalu di bagian kota yang 'merah', berfungsi sebagai daerah pelacuran dan sirkulasi obat-obatan.

The Beatles dapat terobosan besar pertama di Jerman pada Agustus 1960, ketika mereka mendapatkan tawaran bermain di klub jazz di Reeperbahn, sebuah tempat terkenal karena nama buruknya di Hamburg.

"Mulut John Lennon membusa, dia juga masih mempunyai banyak obat-obatan di dalam kantung saku celananya. John menjadi mata gelap di atas pentas, berjingkrak-jingkrak dan bergulingan. Namun faktanya pendengar tidak bisa memahami kata apa yang ia ucapkan. John memprovokasi meneriakkan Sieg Heil! dan Fucking Nazi. Para pendengarnya merespon secara berbeda, ada yang mentertawakan dan ada juga yang bertepuk tangan." tulis Philip Norman dalam Shout! The Beatles in Their Generation.

Di luar panggung, The Beatles seperti setan. Saat di Hamburg, tiap hari Minggu, John akan berdiri di balkon, mengejek orang yang rajin berjalan menuju ke gereja St. Joseph’s. Dia menuangkan air yang sudah dicampur dengan kontrasepsi ke atas patung Yesus dan menggantungkannya agar dilihat oleh orang-orang yang rajin pergi ke gereja. Sekali waktu ia buang air kecil ke atas kepala tiga orang biarawati yang lewat di bawah balkon.

The Beatles telah mengeluarkan album pertama mereka yang didedikasikan untuk mempromosikan obat-obat bius psikedelik (psychedelic drugs), yang berjudul Sargeant Pepper Lonely Hearts Club Band pada 1 Juni 1967. Albumnya berisi versi fantasi dari sebuah perjalanan LSD, disebut Lucy in the Sky with Diamonds atau L.S.D. untuk menyingkatnya.

Jelas sekali, album The Beatles didedikasikan kepada Aleister Crowley, pengikut setan. Album beredar setelah 20 tahun menjelang hari kematian Crowley pada 1947. Dan lagunya dimulai dengan lirik, "Hari ini dua puluh tahun yang lalu..." Cover albumnya menampilkan gambar Crowley.

Satu bulan setelah album beredar, The Beatles mengejutkan dunia dengan mengumumkan di depan umum bahwa mereka secara teratur memakai LSD. Mereka juga menuntut agar melegalkan pemakaian ganja.

Di Inggris, BBC melarang pemutaran lagu A Day in the Life. Sedangkan di AS, Gubernur Maryland, Spiro T. Agnew meluncurkan kampanye melarang lagu Lucy in the Sky With Diamonds.

Media General pada Januari 1985, mengadakan penyelidikan atas pertanyaan, "Apakah pengaruh lirik lagu kepada pendengarnya?" Hasilnya, 51% responden mengatakan pengaruhnya buruk, 1% baik, dan sisanya abstain.

Beberapa media mengadakan survei tentang musik rock. Hasilnya 77% menyuarakan penyalahgunaan obat bius dan alkohol, 83% soal ketidaktaatan, 86% melantunkan kegiatan seksual, 83% mengalunkan kekerasan, 60% mengumandangkan kemalasan, dan 85% mengetengahkan pemberontakkan kepada yang berwenang. [tamat/mor]

Sumber:

http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/04/17/469111/beatles-pelopor-anti-kristus/

0 komentar: